
Pendidikan seharusnya menjadi hak semua anak, tanpa memandang di mana bandito slot mereka tinggal. Namun kenyataannya, anak-anak di daerah pedalaman masih harus menghadapi banyak rintangan hanya untuk bisa duduk di bangku sekolah. Di balik keterbatasan fasilitas dan jauhnya jarak tempuh, ada kisah-kisah mengharukan tentang tekad dan semangat mereka yang tak pernah padam.
Rintangan Berat yang Dihadapi Demi Sekolah
Berbeda dengan anak-anak di kota yang bisa dengan mudah pergi ke sekolah menggunakan kendaraan, banyak anak di pedalaman yang harus berjalan kaki berjam-jam melewati hutan, sungai, atau jalan berlumpur setiap hari. Bahkan tak sedikit yang harus menyeberangi sungai dengan rakit sederhana atau berjalan tanpa alas kaki. Semua itu mereka lakukan tanpa mengeluh, demi satu tujuan: meraih ilmu untuk masa depan yang lebih baik.
Baca juga: Potret Anak-Anak yang Belajar di Gubuk Tanpa Dinding tapi Penuh Semangat
Tidak hanya soal akses, keterbatasan perlengkapan belajar juga menjadi tantangan besar. Banyak anak yang belajar dengan buku pinjaman yang sudah lusuh, seragam seadanya, dan kelas yang tak layak. Meski demikian, semangat belajar mereka justru sering lebih besar dibandingkan anak-anak yang serba berkecukupan. Keinginan untuk mengubah nasib keluarga menjadi bahan bakar yang membakar semangat mereka setiap hari.
-
Berjalan kaki hingga belasan kilometer setiap hari menuju sekolah
-
Belajar dengan fasilitas minim bahkan tanpa listrik dan internet
-
Membagi waktu antara membantu orang tua dan menyelesaikan tugas sekolah
-
Bertahan dalam kondisi cuaca ekstrem tanpa mengeluh
-
Tetap semangat belajar meski tidak tahu pasti masa depan seperti apa yang menanti
Kisah perjuangan anak-anak di pedalaman menjadi cermin betapa mahalnya akses pendidikan di beberapa wilayah. Namun mereka menunjukkan bahwa keterbatasan bukanlah alasan untuk menyerah. Di balik langkah kecil mereka menuju sekolah, tersimpan impian besar yang kelak bisa mengubah dunia mereka dan menginspirasi kita semua untuk lebih bersyukur dan peduli.